kesehatan anak, Psikologi anak, Ebook Kedokteran,

Rabu, 12 Agustus 2009

DIARE

BATASAN
Keluarnya tinja cair lebih dari tiga kali/24 jam
I.               Diare Akut : terjadi akut dan berlangsung paling lama 3-5 hari.
II.            Diare berkepanjangan : berlangsung lebih dari 7 hari.
III.          Diare kronik : berlangsung lebih dari 14 hari.

I.         DIARE AKUT


1.1.    PatofisioIogi dan Patogenesis
Ketidakseimbangan pengangkutan air dan elektrolit berperan penting pada patogenesis diare, terjadi perubahan absorbsi dan sekresi cairan dan elektrolit, yang dapat meningkatkan terjadinya dehidrasi.
Peningkatan pengeluaran cairan dapat terjadi oleh karena :
     Sekresi yang meningkat (secretory diarrhea), pada diare infeksi.
     Osmotik oleh karena adanya bahan-bahan dalam lumen usus.
     Moti1itas usus yang meningkat.
1.2.    GejaIa Klinis
Frekuensi buang air besar bertambah dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari biasanya dapat cair, berlendir, atau berdarah, dapat juga disertai gejala lain, anoreksia panas, muntah atau kembung. Dapat disertai gejala komplikasi, gangguan elektrolit, dehidrasi, gangguan gas darah/asidosis.
1.3.    Penyebab
     Enteral    :
-    Infeksi :
-        Virus: Rotavirus, adenovirus, dan lain-lain
-        Bakteri : Salmonella, shigella, E-Coli, Yersinia, Campylobacter.
-        Parasit, Protozoa (Ent. Histolitika).
-        Jamur . dll.
-    Intoksikasi makanan
     Parenteral :
-    Infeksi parenteral : ISPA, infeksi saluran kemih, OMA, dll.
1.4.      Komplikasi
Awal :
Gangguan keseimbangan air, elektrolit dan asam basa, intoleransi klinik akut terhadap karbohidrat dan lemak.
Lambat :
- Diare berkepanjangan (prolonged diarrhea)
-  Intoleransi klinik hidrat arang yang berkepanjangan.
-  Diare persisten
Diare kronik :
-  Sindrom postenteritis
-  Diare intraktabel
1.5. Cara Pemeriksaan
1.5.1. Etiologis :
     Klinis (sulit membedakan) 
     Kultur faeces
1.5.2. Menentukan adanya dehidrasi atau tidak
Kriteria Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut Haroen Noerasid (Modifikasi)
      Ditambah :
      Ditambah :
1.5.3. Gangguan elektrolit :
     Pemeriksaan serum elektrolit (Hipernatremia, hiponatremia, hipokalemia).
1.5.4. Gangguan Gas Darah :
     Pemeriksaan gas darah.
1.6. Penatalaksanaan
1.6.1.      Resusitasi Cairan & Elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya.
Upaya Rehidrasi Oral (U.R.O.)
Usia
Dehidrasi Ringan � 3 jam pertama (50ml/kg)
Tanpa Dehidrasi
- jam selanjutnya
(10-20 ml/kg/setiap diare
Bayi sp 1 tahun
1,5 gelas *
0,5 gelas*
Bayi sp 5 tahun
3 gelas **
1 gelas **
Bayi > 5 tahun
6 gelas
2 gelas
*Berat badan    +   6 kg. :
6 kg x 50 ml = 300 mI =  +  1,5 gelas
6 kg x 10-20 ml = 60-120 ml/setiap diare = 0,5 gelas/setiap diare
**Berat badan + 13 kg :
  13 kg x 50 mi = 650 mi = 3 gelas
  13 kg x 10-20 mi = 150-250 ml/setiap diare = 1 gelas setiap diare
Terapi Cairan Standar (Iso Hiponatremia) Untuk Segala Usia Kecuali Neonatus
 PLAN
DERAJAT DEHIDRASI
KEBUTUHAN CAIRAN
JENIS CAIRAN
CARA/LAMA PEMBERIAN
C
BERAT
+30 ml/kg/1 jam
= 10 tts/kg/mnt
RL
T.I.V/ 3 Jam atau lebih cepat
 *)
B
SEDANG
6-9 %
RINGAN
 +70 ml/kg/1 jam
= 5 tts/kg/mnt
+50 ml/kg//3 jam
= 3- 4 tts/kg/mnt
 HSD
Atau
Oralit
HSD
atau
oralit
T.I.V/ 3 Jam
Atau
T.I.G/ 3 Jam
Oral 3 jam
T.I.V/ 3 Jam
Atau
T.I.G/ 3 Jam
A
TANPA DEHIDRASI
+10-20 ml/kg/ setiap kali diare
Larutan RT atau oralit
Oral sampai diare berhenti
Keterangan :    T.I.V : tetes intra venus
T.I.G : tetes intra gastrik
                        (untuk jenis-jenis cairan lihat lampiran 1)

Perkecualian :

A. Neonatus ( < 3 bulan )
D10%/0,18NaCl                      30 ml/kg.BB                 2 jam
D10%/0,18NaCl                      70 ml/kg.BB                 6 jam
B. Penyakit Penyerta (Broncopneumonia., Malnutrisi berat, dsb)
HSD                                       30 ml/kg.BB                  2 jam
HSD                                        70 ml/kg.BB                 6 jam
*)
C. Hipernatremia :
HSD 320 ml/kg.BB 48 jam      
Setelah melewati resusitasi cepat (1-2 jam) diberikan cairan HSD secara lambat.
Defisit (70 ml) + rumatan (100 ml) + 2 hari ongoing losses : 320 mi/kg dalam waktu 48 jam (2-3 tetes/kg/menit).
1.6.2.      Dietetik
Makanan tetap diberikan, ASI diteruskan, formula diencerkan dalam waktu singkat. Makanan tambahan sesuai umur dengan konsistensi yang mudah dicerna.
1.6.3.  Vitamin A 100.000 IU  (untuk anak di atas 1 tahun); 50.000 IU (untuk anak di bawah 1 Tahun)
1.6.3.      Probiotik  : 1 kapsul/1 bungkus per hari.
1.6.4.      Pada umumnya tidak diperlukan antimikrobial.
Penggunaan antimikrobial hanya pada kasus-kasus tertentu dan kasus-kasus resiko tinggi, misalnya bayi sangat muda, gizi kurang dan adal penyakit penyerta (lihat lampiran 2)
1.6.5.      Pengobatan problem penyerta.
1.6.6.      Obat-obat diare tidak dianjurkan.
II. DIARE BERKEPANJANGAN (PROLONGED DIARE)

   II.l. Patofisiologi

Terjadi kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan dengan akibat terjadinya malabsorpsi, peningkatan absorpsi protein asing, berkurangnya hormon enterik serta pertumbuhan kuman yang berlebihan.
Terjadinya suatu sindrome post enteritis yang merupakan sebab dan akibat sejumlah faktor yang multi kompleks.
  Penyebab :
         Intoleransi sekunder
         Enteropati oleh karena protein makanan, terutama protein susu sapi  (CMPSE) dan kedelai.
         Malnutrisi
         Enteropatogen
         Parasit
II.2. Gejala Klinik :
Lama diare melewati masa diare akut (5-7 hari) dapat disertai muntah dan kembung.
II.3. Etiologi :
  • Infeksi
  • Malabsorpsi
  • Penanganan diare akut yang tidak adekuat.

II.4. Pemeriksaan

  • Faeces:
         Mikroskopis
         Kultur
         Test-test malabsorpsi :
-        Karbohidrat (pH, Clinitest)
-        Lemak : floating test ( Rosipal test )
-        Kultur urine

II.5. Penatalaksanaan

    II.5.1. Resusitasi cairan dan elektrolit bila ada gangguan.
    II.5.2. Identifikasi penyebab
    II.5.3. Pengobatan sesuai penyebab
    II.5.4. Pengelolaan diit yang rasional
Penatalaksanaan Diare Berkepanjangan

 Penyebab

Test
Pengobatan
Intolerasi gula
Adanya reducing subtance dalam faeces
Eksklusi gula
Food protein
Ekslusi dan challenge makanan bila mungkin biopsi usus
Eksklusi protein makanan
Malnutrisi
Klinis & test biochemis
Rehabilitasi makanan
Adanya enterobakter yang patogen yang persistent
Pemeriksaan faeces, cairan  & mukosa duodenum & jejunum
Antibiotik yang sesuai
Parasite
Pemeriksaan faeces, cairan  & mukosa duodenum & jejunum
Antibiotik yang sesuai
UTI
Kultur urine
Antibiotik yang sesuai
 II.6   Komplikasi
         Diare kronik/intraktabel
 
III. DIARE KRONIK
III.1. Patofisiologi
Penyebab yang multi kompleks dari diare kronik menyebabkan patofisiologi yang komplek, saling mempengaruhi dan mungkin memperberat keadaan.
Mekanisme terjadinya diare kronik :
III.l.l. Osmotik :
-        Overfeeding
-        Malabsorpsi karbohidrat
-        Bahan makanan yang tak berserat
III.l.2. Sekretori :
-        Infeksi interopatogen
-        Interotropik - hormon secreting factor
III.l.3. 0vergrowth Bakteria, Malabsorpsi asam empedu dan asam lemak :
-        Usus halus terkontaminasi
-        Reseksi ileum
III.l.4. Abnormalitas absorpsi ion aktive Chloride diarrhea congenital
III.l.5. Kerusakan Mukosa :
-        Enteritis/kolitis infectious
-        Gastro enteropathy karena alergi
-        Celiac disease
-        Inflamatory Bowel Disease
III.l.6. Motilitas Intestinal yang abnormal dan atau berkurangnya permukaan usus yang berfungsi
-     Hypomotility
-     Hypermotility
-     Short Bowel Syndrome
III.2. Penyebab dan Faktor Resiko
III.2.1. Infeksi :
-         Ekstraintestinal : sering UTI
-         Intraintestinal : kuman penyebab khusus, sering :
-     Enteroadherent E.Coli (EAEC)
-     Cryptosporadium
-     Enteropathogenic E.Coli (EPEC)
-     Salmonella non typus
III.2.2. Faktor penderita :
-         Usia kurang dari 3 bulan
-         Gizi buruk
-         Depresi sistem immunologik
-         Ensim-ensim yang berkurang
III.2.3. Faktor-faktor lain : kejadian diare akut yang terdahulu merupikan resiko terjadinya diare kronik.
Penanganan yang tidak efektif menambah resiko terjadinya diare kronik.
 III.3. Gejala KIinik
Diare lebih dari dua minggu, disertai gejala intoleransi dan/atau infeksi enteral atau sepsis. Biasanya disertai gangguan gizi.
 III.4. Pemeriksaan dan Diagnosis
III.4.1. Anamnesis yang teliti
III.4.2. Pemeriksaan Fisis
a.       Adanya gagal tumbuh
b.      Gejala lain yang menyertai
c.       Pemeriksaan anorektal
III.4.3. Riwayat Diit
III.4.4. Laboratorium
-         Kultur faeces
-         Uji malabsorpsi
-         gula : pH, Clinitest
-         lemak : butir-butir lemak, sudan III, Rosipal, Van de Kamer
-         Pemeriksaan untuk menyingkirkan infeksi parenteral, misal kultur urine.
-         X-foto abdomen/barium untuk menyingkirkan kelainan anatomis.
-         Biopsi usus serial, dan dilakukan eliminasi dan chalenge untuk CMPSE.
 III.5. Komplikasi
-         Sepsis
-         Malnutrisi ---> gangguan tumbuh kembang
 III.6. Penatalaksanaan
III.6.1.  Koreksi gangguan cairan & elektrolit bila ada
III.6.2.  Kausal
III.6.3.  Supportif dan dietetik "
III.6.3.1. Vit A 100.000 -200.000 U 1x i.m.
  Vit B-compleks, Vit C.
III.6.3.2. Dietetik
-     Dalam keadaan yang herat mungkio diperlukan parenteral nutrisi
-     Enteral Continous Drip Feeding memberikan hasil yang baik dengan formula khusus ( low lactose )
-     Dalam keadaan malabsorpsi berat, serta allergi protein susu sapi dapat diherikan elemental atau semi elemental formula.
            III.6.3.3. Probiotik
DAFTAR PUSTAKA
1.      Fitzegerald, J.F., MD.; Joseph H. Clark, MD. Chronic diarrhea Manual of Pediatric Gastro Enterology. Churchil Livingstone : Edisi I 1988; p 43-57.
2.      Lehenthal Emanuel. Chronic Diarrhea in Children. New York Nestle/Vevey Raven Press, 1984.
3.      Lehenthal Emanuel. Gastrointestinal Diseases and Nutritional in Aduquacies. Texk Book of Gastroenterology and Nutrition in infancy. New York : Nestle! Vevery Raven Press, 1981.
4.       Suparto, P. Studi mengenai Gastroenteritis Akuta Dengan Dehidrasi Pada Anak Melalui Pendekatan Epidemiologi Klinik Desertasi, 1987.
5.      WHO. A Manual for The Treatment of Diarrhoea. 1990.
6.      Alessio Fasano. Intestinal Infections. in Walker, Durie, Hamilton, Walker-Smith, Watkins. Pediatric Gastrointestinal Disease. Pathophysiology, Diagnosis, Management.B.C Decker:Edisi III 2000; 463-478.
7.      Larry K.Pickering and John D.Snyder. Gastroenteritis. In:  Nelson. Texbook of Pediatrics. Saunders, Philadelphia, Edisi 17 2004; p.1272-1276.


Lampiran 1
Larutan Baku Yang Tersedia
-         Ringir Laktat (RL)
-         Cairan Garam Faali (NS = NaCl 0,9%)
-         Dekstrosa 5% , 10% (D5 , D10)
-         Dekstrosa 5% dalam 0,225% NaCL (D5 � � NS)
-         Bikarbonas � natrikus (NaBik) 2% - 3,75% -7,5%)
-         KCl 15%
-         NaCl15%

Larutan Khusus

-          R.L. (Ringer Lactate)
-          D5 : NS = 4 : 1 + NaBik (15 mEq/l) + KCl ( 10 mEq/l)
-          D5 � � NS + NaBik + KCl
-          D5 : RL = 4 : 1 + KCl
-          D5 + 6 ml NaCl 15% + NaBik + KCl
-         Khusus untuk neonatus, kurang dari 3 bulan, kurang dari 4 kg.
-          D10 : NS = 4 : 1 + NaBik (7mEq/l) + KCL (5mEq/l)
Penambahan NaBik / KCl untuk 500 ml cairan :
-          Bila NaBik 2% : 60 ml
NaBik 3,75% : 30 ml
NaBik 7,5% : 15 ml
Untuk neonatus � dosis
-          Bila KCl  15% : 5 ml
Untuk neonatus � dosis
(1 liter 7,79% NaBik = 90 mEq Na+ dan HCO3-)
(1 liter 14,9% KCl =  2000 mEq K+)
Obat antimikroba yang digunakan pada pengobatan diare akut oleh penyebab khusus pada anak.
Penyebab
(1)
Antibiotika Terpilih
(2)
Pilihan Lain
Kolera
Tetraksiklin
     Anak diatas 7 thn 50 mg/kg/hr dibagi 4 dosis  untuk 2 hari.
Furasolidon
     Anak 5 mg/kg/hr dibagi 4 dosis untuk 3 hari
Shigella2
Trimetoprim (TMP)
     Sulfametoksasol (SMX)
     Anak �TMP 10 mg/kg/hr dan SMX 50 mg/kg/hr
Dibagi 2 dosis selama 5 hari.
Asam nalikdisat
     Anak �55 mg/kg/hr dibagi 4 dosis selama 5 hari
Trimetoprim (TMP)
Sulfametoksasol (SMX) 4
Semua umur � TMP 8 mg/kg/hr
Dibagi 2 dosis selama 3 hari.
Bila dianggap perlu dapat diberikan antibiotik yang lain lebih murah tetapi cukup sensitif
Amebiasis
Usus akut
Metronidasol
-      Anak � 30 mg/kg/hr selama  5 � 10 hari
Pada kasus yang berat : injeksi intra muskuler, dalam dehidro emetin hidrokhlorida
1 � 1,5 mg/kg (maks 90 mg)  s.d. 5 hari tergantung reaksi (untuk semua umur)
Giardiasis
Metronidasol
-      Anak �15 mg/kg/hr      selama  5  hari
Kuinakrin
-      Anak � 7 mg/hr dosis terbagi dalam dosis terbagi � 5 hari
1.      Sernua dosis yang diberikan adalah melalui oral kecuali dinyatakan lain. Bila obat tidak tersedia dalam bentuk sirop untuk anak-anak kecil, dapat dibuat dalam  bentuk bubuk.
2.      Pemi1ihan antibiotik untuk pengobatan harus memperhitungkan frekuensi resistensi terhadap antibiotik di daerah itu.
3.      Pengobatan dengan antibiotik tidak penting sekali untuk keberhasilan pengobatan tetapi memperpendek lamanya penyakit dan ekskresi organisme pada kasus berat.
4.      Pilihan lain termasuk kloramfenikol dan eritromisin.
5.      Tinidasol dan ornidasol dapat juga digunakan menurut anjuran pabrik.
6.      Untuk anak dibawah 8 tahun tetrasiklin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan gigi berwarna coklat.

0 komentar:

EBOOK GRATIS

”buku ”buku ”buku ”diagnosis ”buku

Entri Populer

Arsip Blog