Mediator Inflamasi pada Pasien dengan Ulkus Kaki Diabetes Akut
(07 August 2009, 19:41:15)Perkeni
Inflamasi subklinis merupakan faktor risiko penting terhadap diabetes tipe 2 dan komplikasi diabetes. Namun, data yang menyatakan hubungan antara inflamasi dan sindrom kaki diabetes akut masih sedikit. Tujuan studi ini adalah untuk membandingkan mediator sistem imun pada pasien diabetes dengan dan tanpa ulkus serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memodulasi.
Pada studi ini, kadar protein fase akut di sirkulasi, sitokin, dan kemokin dinilai pada pasien diabetes dengan ulkus (n = 170) dan tanpa ulkus (n = 140). Dari seluruh pasien, 88% di antaranya menyandang diabetes tipe 2.
Hasil studi menyatakan bahwa pasien dengan ulkus kaki akut memiliki kadar protein C-reaktif (CRP), fibrinogen, IL-6, faktor penghambat migrasi makrofag, protein-1α inflamasi makrofag, dan interferon-γ–inducible protein-10 yang lebih rendah sama halnya dengan kadar RANTES (regulated on activation normal T-cell expressed and secreted). Sedangkan untuk kadar IL-8, IL-18, dan protein-1 penarik monosit tidak terdapat perbedaan. Sebagian besar hubungan-hubungan tersebut menetap setelah disesuaikan dengan data demografik dan antropometrik, perancu metabolik, serta komplikasi diabetes. Pada model multivariat, ukuran ulkus yang berdasarkan klasifikasi Universitas Texas tetapi bukan derajat infeksi secara independen berhubungan dengan tiga penanda inflamasi subklinis (CRP, IL-6, dan fibrinogen).
Kesimpulan studi cross-sectional ini adalah ulkus kaki akut dan keparahannya berhubungan dengan peningkatan protein fase akut, sitokin, dan kemokin yang independen terhadap infeksi yang bersamaan. Studi lebih lanjut sebaiknya meneliti apakah aktivasi sistem imun mendahului perkembangan ulkus kaki serta apakah terapi antiinflamasi dapat efektif
Inflamasi subklinis merupakan faktor risiko penting terhadap diabetes tipe 2 dan komplikasi diabetes. Namun, data yang menyatakan hubungan antara inflamasi dan sindrom kaki diabetes akut masih sedikit. Tujuan studi ini adalah untuk membandingkan mediator sistem imun pada pasien diabetes dengan dan tanpa ulkus serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memodulasi.
Pada studi ini, kadar protein fase akut di sirkulasi, sitokin, dan kemokin dinilai pada pasien diabetes dengan ulkus (n = 170) dan tanpa ulkus (n = 140). Dari seluruh pasien, 88% di antaranya menyandang diabetes tipe 2.
Hasil studi menyatakan bahwa pasien dengan ulkus kaki akut memiliki kadar protein C-reaktif (CRP), fibrinogen, IL-6, faktor penghambat migrasi makrofag, protein-1α inflamasi makrofag, dan interferon-γ–inducible protein-10 yang lebih rendah sama halnya dengan kadar RANTES (regulated on activation normal T-cell expressed and secreted). Sedangkan untuk kadar IL-8, IL-18, dan protein-1 penarik monosit tidak terdapat perbedaan. Sebagian besar hubungan-hubungan tersebut menetap setelah disesuaikan dengan data demografik dan antropometrik, perancu metabolik, serta komplikasi diabetes. Pada model multivariat, ukuran ulkus yang berdasarkan klasifikasi Universitas Texas tetapi bukan derajat infeksi secara independen berhubungan dengan tiga penanda inflamasi subklinis (CRP, IL-6, dan fibrinogen).
Kesimpulan studi cross-sectional ini adalah ulkus kaki akut dan keparahannya berhubungan dengan peningkatan protein fase akut, sitokin, dan kemokin yang independen terhadap infeksi yang bersamaan. Studi lebih lanjut sebaiknya meneliti apakah aktivasi sistem imun mendahului perkembangan ulkus kaki serta apakah terapi antiinflamasi dapat efektif
0 komentar:
Posting Komentar