kesehatan anak, Psikologi anak, Ebook Kedokteran,

Kamis, 13 Agustus 2009

Duktus Arteriosus Persisten / PDA

BATASAN
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan arteria pulmonalis dengan bagian aorta distal dari arteria subklavia, yang akan mengalami perubahan setelah bayi lahir, yaitu :
- �Normal postnatal patency� :
Secara fungsional, duktus arteriosus masih terbuka karena hipoksia atau pada bayi kurang bulan, dan akan menutup sendiri bila keadaan yang mendasari telah membaik.
- �Delayed, non surgical closure� :
Duktus arteriosus akan menutup baik fungsional maupun anatomis, tetapi hal ini terjadi lebih lambat walaupun keadaan-keadaan yang mendasari telah membaik. Penutupan ini terjadi karena 2 hal :
* secara normal menutup sendiri, atau
* secara abnormal yaitu karena infeksi atau trombosis pada duktus arteriosus tersebut.
- �Persistent patency of the ductus� (PDA) :
Duktus arteriosus tetap terbuka secara anatomis sampai dewasa.

PATOFISIOLOGI
PDA mungkin terjadi :
- Herediter
- Infeksi rubela pada trimester pertama kehamilan
- Rendahnya 02 (asfiksia, RDS, distres janin, di daerah dataran tinggi).

HEMODINAMIKA
Segera setelah bayi lahir, tali pusat dipotong dan mulai bernafas, paru-paru berkembang, tahanan pembuluh darah paru berkurang, tekanan di aorta lebih besar daripada di arteria pulmonalis, timbul pirau dari kiri ke kanan (dari aorta ke arteria pulmonalis melalui PDA). Dengan membaiknya keadaan paru-paru, ta�hanan pembuluh darahnya makin berkurang, perbedaan tekanan dengan aorta menjadi lebih besar, pirau dari aorta ke arteria pulmonalis makin banyak, darah di arteria pulmonalis lebih banyak, timbul sembab paru serta gejala klinis yang nyata.

GEJALA KLINIS
Gejala klinis� PDA ditentukan oleh 2 faktor :
- Diameter duktus arteriosus
- Tahanan pembuluh darah paru.
Bila tahanan pembuluh darah paru masih cukup tinggi (akibat asfiksia, RDS dan sebagainya), walaupun diameter duktus arteriosus besar, pirau dari kiri ke kanan masih kecil dan hanya timbul pada saat sistol saja. Pada saat ini hanya terdengar bising sistolik di sela iga kedua kiri tanpa disertai gejala klinis lain yang� jelas. Setelah 1-2 minggu, tahanan pembuluh darah paru makin menurun, apalagi bila dia�meter duktus cukup besar, pirau dari aorta ke arteria pulmonalis terjadi sepanjang siklus jantung. Timbul bising sistolik kresendo dan bising diastolik dekresendo (bising kontinyu), dan bising diastolik di apeks (karena stenosis mitral relatif).
Gejala klinis pada PDA
- Tidak biru
- Tidak mau menetek
- Takipnea, takikardia
- Berkeringat
- Denyut nadi sangat keras, tekanan nadi melebar ("pulsus celer")
- Hati membesar
- Infeksi saluran pernafasan bagian bawah berulang.
DIAGNOSIS
Diagnosis PDA didasarkan atas pemeriksaan klinis, disokong oleh beberapa pemeriksaan:
       Foto dada : jantung membesar, vaskularisasi ke paru-paru meningkat. PDA kecil tidak ada perubahan gambaran foto dada
       EKG : hipertrofi ventrikel kiri. PDA kecil tidak ada perubahan EKG
       Ekokardiografi : dilatasi atrium kiri (perbandingan dengan aorta lebih dari 1,2)
       Kateterisasi :
* 'step-up oxygen' di tingkat arteria pulmonalis.
* kateter bisa masuk dari arteria pulmonalis ke aorta desendens (distal dari arteria subklavia)
-         Angiokardiografi (Aortogram) : bayangan radioopaque yang menghubungkan arteri pulnonalis dan aorta desendens.

DIAGNOSIS BANDING
1. 'Venous Hum'
2. Ruptur sinus Valsava
3. Insufisiensi Aorta + VSD
4. Trunkus Arteriosus
5. 'Aortico-pulmonary window'

PENATALAKSANAAN
-         Tindakan pembedahan dilakukan secara elektif (sebelum masuk sekolah)
-         Tindakan pembedahan dilakukan lebih dini bila terjadi :
* Gangguan pertumbuhan
* Infeksi saluran pernafasan bagian bawah berulang
* Pembesaran jantung/payah jantung
* Endokarditis bakterial (6 bulan setelah sembuh)
-         Indikasi kontra tindakan pembedahan :
* Pirau yang berbalik (dari kanan ke kiri)
* Hipertensi pulmonal
-         Tindakan pembedahan ditunda minimal 6 bulan bila terjadi endokarditis
-         Kateterisasi intervensi, penutupan PDA dengan :
 * Koil Gianturco pada PDA kecil,diameter < 3 mm
* Amplatzer Ductal Occluder (ADO) pada PDA sedang-besar.
-         Atasi secara farmakologis keadaan-keadaan yang menyertai PDA :
* Infeksi
* Payah jantung
* Gangguan gizi/anemia.

Terapi medikamentosa PDA pada bayi prematur :
Indikasi terapi :
- Bayi prematur umur < 1 minggu
- Terdapat tanda gagal jantung : takipnu,takikardi,kardiomegali,hepatomegali
- Ekokardiografi : terdapat PDA, LA/Ao rasio > 1,2 Obat yang dipakai : Indomethasin 0,2 mg/kg/dosis p.o atau� i.v. 1x sehari selama 3 hari berturut-turut.
Ibuprofen 10 mg/kg/dosis p.o.1 x sehari selama 3 hari berturut-turut. Syarat pemberian Indomethasin/ibuprofen : trombosit cukup,tidak ada perdarahan gastrointestinal atau tempat lain, fungsi ginjal normal.
KOMPLIKASI
-         Payah jantung
-         Endokarditis bakterial aneurisma pecah.
PROGNOSIS
Baik

DAFTAR PUSTAKA
  1. Park MK, Troxler RG. Pediatric Cardiology for Practitioners. Edisi ke 4. St Louis :� Mosby, 2002. h. 141-145.
  2. Moore P, Brook MM, Heyman MA. Patent Ductus Arteriosus. Dalam : Allen HD, Gutgesell HP, Clark EB, Driscoll DJ. Ed. Moss and Adams�Heart Disease In Infants,�� Children, and Adolescents Including The Fetus and Young Adult. Edisi ke-6. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2001. h. 652-669.

0 komentar:

EBOOK GRATIS

”buku ”buku ”buku ”diagnosis ”buku

Entri Populer

Arsip Blog