Waspadai Kadar Lemak Darah yang Tinggi pada Penyandang Diabetes
Penyakit jantung merupakan salah satu komplikasi dan penyebab kematian utama pada penyandang diabetes. Faktanya, orang dengan diabetes tanpa riwayat penyakit jantung memiliki risiko serangan jantung yang sama dengan individu nondiabetes dengan riwayat penyakit jantung sebelumnya. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi tersebut, selain mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah, penyandang diabetes juga perlu mengontrol kadar lemak dalam darah.
Kadar lemak dalam darah yang biasa ditemukan pada penyandang diabetes adalah peningkatan kadar trigliserida dan penurunan kadar kolesterol HDL. Selain itu, dapat pula ditemukan kadar kolesterol LDL yang meningkat. Berdasarkan kadar lemak dalam darah, penyandang diabetes dibagi menjadi risiko rendah, sedang, dan tinggi seperti pada tabel berikut ini.
Risiko | Kolesterol LDL (mg/dl) | Kolesterol HDL (mg/dl) | Trigliserida (mg/dl) | |
Pria | Wanita | |||
Rendah | ≥130 | <35 | <45 | ≥400 |
Sedang | 100-129 | 35-45 | 45-55 | 150-399 |
Tinggi | <100 | >45 | >55 | <150 |
Tata laksana kelainan kadar lemak darah (dislipidemia) pada penyandang diabetes berdasarkan derajat risiko yang tertera pada tabel di atas. Target kadar lemak darah yang dicapai adalah kadar lemak darah pada penyandang diabetes dengan risiko rendah. Pada pasien dengan risiko tinggi, selain tata laksana dengan perubahan gaya hidup, juga diperlukan terapi dengan obat-obatan. Bahkan, pada pasien risiko sedang pun dipertimbangkan pemberian obat untuk menurunkan kadar lemak darah selain perubahan gaya hidup. Obat-obat untuk menurunkan kadar lemak darah di antaranya adalah statin, asam nikotinat, gemfibrozil, dan fenofibrat.
Oleh karena dislipidemia merupakan salah satu penyebab terjadinya komplikasi penyakit jantung, maka kadar lemak darah harus diperiksa pada saat diagnosis diabetes ditegakkan. Selain itu, pemeriksaan kadar lemak dalam darah sebaiknya dilakukan setiap tahun. Jika didapatkan hasil bahwa kadar lemak darah termasuk dalam risiko rendah, maka pemeriksaan dilakukan setiap dua tahun sekali. Tata laksana awal dislipidemia pada penyandang diabetes adalah terapi nutrisi dan aktivitas fisik. Terapi nutrisi meliputi penggunaan minyak, mentega, margarin, dan lemak lain dalam jumlah sedikit saat memasak. Pilih pula produk makanan yang rendah lemak serta perbanyak konsumsi buah dan sayuran. Kurangi pula konsumsi daging, ikan, dan ayam serta segera berhenti merokok jika Anda adalah seorang perokok. Sedangkan akitivitas fisik dapat dilakukan selama 30 menit setiap harinya.
Penurunan berat badan serta peningkatan aktivitas fisik akan menurunkan kadar trigliserida, menaikkan kadar kolesterol HDL, serta sedikit menurunkan kadar kolesterol LDL. Pada pasien dengan risiko tinggi perlu diberikan obat untuk menurunkan kadar lemak darah selain terapi nutrisi dan peningkatan aktivitas fisik. Yang dimaksud dengan pasien risiko tinggi adalah penyandang diabetes dengan riwayat penyakit jantung sebelumnya, memiliki faktor risiko penyakit jantung, atau kadar kolesterol LDL >130 mg/dl. (R)
0 komentar:
Posting Komentar