kesehatan anak, Psikologi anak, Ebook Kedokteran,

Kamis, 13 Agustus 2009

PALSI SEREBRAL PADA ANAK

BATASAN
Palsi Serebral atau Cerebral Palsy (CP) adalah kelainan yang tidak progresif dari gerakan dan sikap tubuh karena kerusakan otak yang terjadi pada periode awal pertumbuhan otak, yang pada umumnya di bawah 3 tahun.

PATOFISIOLOGI
Palsi Serebral disebabkan oleh beberapa faktor penyebab yang terjadi pada masa prenatal, natal dan post natal.
  1. Penyebab Prenatal
    • Trimester I: malformasi kongenital, kelainan genetik, infeksi intrauterin (rubella, sifilis, sitomegalovirus, toksoplasma). Percobaan pengguguran.
    • Trimester II dan III: percobaan pengguguran, ibu dengan penyakit kronis, toksemia, IUGR, infeksi intrauterin, trauma.
    • Lain-lain: sinar X, usia ibu < 17 tahun atau > 35 tahun, asfiksia in utero (abrupsio plasenta, plasenta previa).
B.     Penyebab Perinatal
        Toksemia
        Perdarahan antepartum
        Kelainan plasenta/umbilikus yang menyebabkan hipoksia/ iskemia
        Trauma persalinan, persalinan macet/lama
        Asfiksia berat
        Infeksi
        Prematuritas dan atau BBLR
        Hipoglikemia
        Hiperbilirubinemia/Kern Ikterus
        Syok
  1. Penyebab Postnatal
        Infeksi
        Trauma
        Gangguan pembuluh darah otak
        Epilepsi
        Keracunan obat, bahan kimia dan logam berat
Berdasarkan aspek klinis dan anatomis, CP dapat diklasifikasikan menjadi (Gilroy & Meyer, 1975) :
1.      CP Diplegia Spastik
Kelumpuhan 2 anggota gerak, kerusakan traktus kortikospinalis. 50% kasus
2.      CP Hemiplegik
Kelumpuhan 2 anggota gerak sepihak, anggota gerak atas lebih berat, kerusakan traktus kortikospinalis unilateral. 30% kasus
3.      CP Kuadriplegi Spastik/Diplegi Kompleks
Disertai koreoatetosis, kerusakan traktus kortikospinalis dan sistem lainnya
4.      CP Atetotik/Koreoatetotik
Kerusakan sistem ekstrapiramidal, gerakan abnormal
5.      CP Ataksia
Kelainan pada serebelum dan serabut asosiasinya, ataksia merupakan gejala utama. Gejala lainnya:
        Mata: gangguan visus, gerakan bola mata, strabismus, dan nistagmus
        THT: ketulian (audiometri)
        Psikologik: test IQ (juga penting untuk terapi dan rehabilitasi)
        Psikomotorik: gangguan tingkah laku dan lain-lainnya
        Test perkembangan: gangguan bicara (90% kasus)
        Laboratorik: mencari kausa seperti toxoplasmosis dll.

GEJALA KLINIS
  • Gangguan gerakan dan sikap tubuh
  • Keterlambatan perkembangan motorik dan bicara
  • Kaki gemetar
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
  • Anamnesis:
Anemnesis ibu merupakan hal yang penting (yang mendorong ibu minta pertolongan pengobatan):
    • Anak belum dapat berjalan;
    • Belum dapat duduk;
    • Terlambat bicara;
    • Kaki gemetar;
    • Gerakan kurang pada sisi badan;
    • Mata juling.
Riwayat kehamilan dan persalinan (lihat di atas)
  • Pemeriksaan fisik:
    • Paralisis spastik (paraparesis, diplegia, kuadriparesis, hemiparesis, monoparesis);
    • Atetosis;
    • Koreoatetosis;
    • Distonia/atonia;
    • Tremor;
    • Rigiditas;
    • Ataksia;
    • Kelainan bahasa;
    • Hiperkinesis/hipokinesis.
PENATALAKSANAAN
Penderita CP memerlukan tatalaksana terpadu/multi disipliner mengingat masalah yang dihadapi sangat kompleks, yaitu :
        Gangguan motorik
        Retardasi mental
        Kejang
        Gangguan pendengaran
        Gangguan rasa raba
        Gangguan bahasa dan bicara
        Makan/gizi
        Gangguan mengontrol miksi (ngompol)
        Gangguan konsentrasi
        Gangguan emosi
        Gangguan belajar
Tim diagnostik dan penatalaksanaan CP ini meliputi:
  1. Tim Inti:
    • Neuropediatri
    • Dokter Gigi
    • Psikolog
    • Perawat
    • Fisioterapi (terapi kerja, terapi bicara)
    • Pekerja Sosial (pengunjung rumah)
2.      Tim Konsultasi:
        Tim Tumbuh Kembang Anak dan Remaja
        Dokter Bedah (Ortopedi)
        Dokter Mata
        Dokter THT
        Psikiater Anak
        Guru SLB (cacat tubuh, tunanetra, tunarungu)
Penatalaksanaan CP meliputi:
A.     Medikamentosa, untuk mengatasi spastisitas:
1.      Benzodiazepin:
        Usia < 6 bulan tidak direkomendasi
        Usia > 6 bulan: 0,12-0,8 mg/KgBB/hari PO dibagi� 6-8 jam (tidak lebih 10 mg/dosis)
2.      Baclofen (Lioresal): 3 x 10 mg PO (dapat dinaikkan sampai 40-80 mg/hari)
3.      Dantrolene (Dantrium): dimulai dari 25 mg/hari, dapat dinaikkan sampai 40 mg/hari
4.      Haloperidol: 0,03 mg/KgBB/hari PO dosis tunggal (untuk mengurangi gerakan involusi)
5.      Botox:
        Usia < 12 tahun belum direkomendasikan
        Usia > 12 tahun: 1,25-2,5 ml (0,05-0,1 ml tiap 3-4 bulan)
        Apabila belum berhasil dosis berikutnya dinaikkan 2 x/tidak lebih 25 ml perkali atau 200 ml perbulan
  1. Terapi Perkembangan Fisik (Rehabilitasi Medik)
C.     Lain-lain:
1.      Pendidikan khusus
2.      Penyuluhan psikologis
3.      Rekreasi
DAFTAR PUSTAKA
1.      Badawi N, Watson L, Petterson B, et al: What constitutes cerebral palsy? Dev Med Child Neurol 1998 Aug ; 40 (8) : 520-7.
2.      Kuban KC, Leviton A: Cerebral palsy. N Engl J Med 1994 Jan 20 ; 330 (3) : 188-95.
3.      Matthews DJ, Wilson P: Cerebral palsy. In : Molnar GE, Alexander MA, eds. Pediatric Rehabilitation. 3rd ed. Pediatric Rehabilitation Philadelphia: Hanley & ; Belfus ; 1999 :�� 192-217.
4.      Mayston MJ: People with cerebral palsy : effects of and perspectives for therapy. Neural Plast 2001 ; 8 (1-2) : 51-69.
5.      Ucapan terima kasih kepada: dr. Erny, Sp.A atas bantuan dalam penyusunan pedoman diagnosis & terapi, Neurologi anak.

0 komentar:

EBOOK GRATIS

”buku ”buku ”buku ”diagnosis ”buku

Entri Populer

Arsip Blog