kesehatan anak, Psikologi anak, Ebook Kedokteran,

Kamis, 13 Agustus 2009

Takikardia Supraventrikular

PENGERTIAN
Takikardia Supraventrikular adalah peningkatan frekuensi denyut jantung, antara 180-300 kali per menit, dengan bentuk kompleks QRS yang seluruhnya normal. Kelainan ini sering terjadi pada demam, emosi, aktivitas fisik dan gagal jantung.

DIAGNOSIS
Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut :
1.      Pada bentuk akut: pucat, gelisah, takipneu, sukar minum
2.      Denyut jantung 180-300 kali per menit (mungkin sulit dihitung)
3.      Dapat terjadi gagal jantung (bila dalam 24 jam tidak membaik)
4.      Dapat terjadi Stroke/cerebrovascular accident (pada bentuk takikardia atrial menetap)
5.      EKG :
-         Frekuensi jantung 180-300 kali/menit, konstan
-         Bentuk kompleks QRS semuanya normal
-         Gelombang P kadang-kadang sukar dibedakan dengan gelombang T (karena tumpang tindih).
-         Kadang-kadang terlihat depresi ST dan perubahan T (rata/inversi).

TATALAKSANA
Penderita baru dengan takikardia Supraventrikular harus dirawat inap

TATALAKSANA PENDERITA RAWAT INAP
1.      Manuver Vagal (massage sinus karotikus, kantong es ditempelkan ke muka/stimulasi nasogastrik).
2.      Adenosine iv bolus 50 ug/kg dinaikkan setiap 2 menit dosis sama sampai maksimal 250 ug/kg, awas bronkhospame.
3.      Bila Adenosine tidak tersedia dan pasien shock, segera berikan Synchronized DC shock 0,5 joule/kg sampai maksimal 2 joule/kg lalu dilanjutkan dengan digitalisasi.
4.      Digitalisasi cepat bila tanpa shock/gagal jantung, iv 0,03-0,04 mg/kgBB, pemberian pertama 1/2 dosis digitalisasi dilanjutkan 1/4 dosis lalu 1/4 dosis lagi selang 8 jam. Bila sudah kembali ke irama sinus maka dilanjutkan dosis oral untuk rumatan. Kontra indikasi bila ada WPW.
5.      Bila belum berhasil, berikan Phenylephrine 10 mg dalam 200 cc cairan drip cepat, awasi systole jangan lebih dari 150-170 mmHg.
6.      Bila belum berhasil, Propanolol atau Verapamil bisa dicoba (untuk > 1tahun). Verapamil : iv 0,05-0,1 mg/kg BB dapat diulangi 2 X dalam 15 menit. Peroral 1-10 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi 3 kali.
7.      Amiodarone (bila akibat WPW atau postop), PO 10 mg/kg dibagi 2 dosis selama 5-10 hari lalu 5-7 mg/kg/hari sampai beberapa minggu diturunkan 2-5 mg/kg, IV 5 mg/kg dlm 15-20 menit dapat diulang maks 15 mg/kg dilanjutkan continous infusion 10-15 mg/kg/hari).
8.      Digitalis maintenance untk cegah rekuren selama 3-6 bulan (bila umur > 8 tahun disertai WPW, berikan Propanolol atau Atenolol).

PEMANTAUAN
-         Keadaan umum, tanda utama
-         EKG pada saat masuk (sebelum pemberian digitalis), dan sesudah dosis inisial diberikan sampai EKG normal
-         Gagal jantung
-         Overdosis digitalis.

TATALAKSANA PENDERITA RAWAT JALAN
Penderita lama atau kontrol dari rawat inap dikelola sebagai berikut :
1.      Medikamentosa
-         Digitalis rawat dilanjutkan sampai 3 bulan
2.      Dipantau
-         Keadaan klinis
-         EKG, kemungkinan adanya Sindrom WPW
-         Kemungkinan timbul gagal jantung
-         Kemungkinan intoksikasi digitalis
3. Penderita kontrol tiap bulan sampai dinyatakan sembuh.
Penderita dinyatakan sembuh, bila :
-         Gejala dan tanda sudah hilang, tanpa pengobatan (setelah 3 bulan).
-         Pada penderita dengan Sindrom WPW dapat kambuh sewaktu waktu.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Park MK, Troxler RG. Pediatric Cardiology for Practitioners. Edisi ke 4. St Louis : Mosby, 2002. h. 338-341.
2.      Van Hare GF, Supraventricular Tachycardia. Dalam : Gillette PC,Garson A Jr, Ed. Clinical Pediatric Arrhythmias. Edisi ke 2. Philadelphia : W.B.Saunders Company, 1999. h. 97-120.
3.      Deal BJ. Supraventricular Tachycardia Mechenisms and Natural History. Dalam : Deal BJ, Wolff GS., Gelband H. Ed. Current Concepts in Diagnosis and Management of Arrhytmias in Infants and Children. New York : Futura Publishing Company,1998. h. 117-143.

0 komentar:

EBOOK GRATIS

”buku ”buku ”buku ”diagnosis ”buku

Entri Populer

Arsip Blog