APLIKASI KURVA PERTUMBUHAN DALAM DETEKSI DINI UNTUK MENINGKATKAN KWALITAS HIDUP ANAK
Eddy Fadlyana
Sub Bagian Tumbuh Kembang/ Pediatri Sosial
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ PERJAN RS Hasan Sadikin, Bandung
I. PENDAHULUAN
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan berkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Jadi bersifat kwantitas, sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan pempergunakan satuan panjang atau satuan berat.1,2
Menurut data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 2001) menunjukkan bahwa prevalensi perawakan pendek 34,3 % pada Balita dan 36% pada anak usia sekolah 5-9 tahun Sedangkan gizi kurang/gizi buruk masih terdapat pada 31% Balita. Oleh karena itu kegiatan deteksi pertumbuhan masih perlu terus ditingkatkan.3
Deteksi pertumbuhan merupakan kegiatan rutin pelayanan kesehatan baik di tingkat pelayanan kesehatan dasar/ Puskesmsas maupun di tempat rujukan/Rumah Sakit, yang dilakukan untuk memantau dan menentukan apakah pertumbuhan seorang anak berjalan sesuai atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan pertumbuhan yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat. Deteksi pertumbuhan dimulai dengan cara pengukuran dan menggunakan kurva pertumbuhan yang baku (standard) merupakan dasar utama yang harus dilakukan.4,5 Berbagai kurva pertumbuhan yang dipakai sebagai standar untuk menilai pertumbuhan, pada makalah ini akan dititik beratkan menggunakan baku CDC 2000.
II. DETEKSI PERTUMBUHAN
Untuk melakukan deteksi pertumbuhan seorang anak diperlukan 2 komponen penting yaitu pengukuran antropometri dan kurva pertumbuhan sebagi baku.
A. Ukuran Antropometrik61. Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometik yang terperpenting dipakai pada kesempatan pemeriksaan kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan/ penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Berat badan dipakai sebagai indikator pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran obyektif dan dapat diulangi dan dapat ditimbang dengan alat relatif murah. Kerugian indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus.
2. Panjang badan/ Tinggi badan
Panjang badan/Tinggi badan merupakan ukuran antropometri kedua yang terpening. Keistimewaannnya adalah ukuran panjang/tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal tercapai. Walaupun kemudian tinggi badan ini berfluktuasi dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi kemudian melambat dan menjadi pesat kembali (adolesence growth spurt), selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun. tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang.
3. Lingkaran kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakaranial, dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal, maka kepala akan kecil, sehingga lingkar kepala akan lebih kecil dari normal (mikrosefal) Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala, sehingga lingkaran kepala akan lebih besar dari normal (makrosefal).
4. Lingkaran lengan atas
Lingkaran lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingan dengan berat badan. Dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/keadaan tumbuh kembang pada kelompok usia pra sekkolah.
5. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular merupakan refeleksi tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. Dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya kadaan gizi lebih, khususnya pada kasus obesitas.
B. Baku patokan
Bebertapa baku antropometrik berat badan dan tinggi badan yang dikenal saat ini adalah sebagai berikut7,8,9,10
a. Baku Boston atau Harvard
Baku Harvard disusun berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian Stuart (1930-1939) pada sejumlah anak Kaukasia dengan gisi relatif baik di Ameriksa Serikat. Baku Harvard dipergunakan secara luas pada kartu pertumbuhan di Amerika Latin dan Asia.
b. Baku Tanner
Data yang dipergunakan pada baku Tanner diperoleh dari penelitian di berbagai negara di Eropa yaitu Perancis, Belanda, Swedia, Swiss, dan Inggris. Baku Tanner ini dipakai sebagai baku pertumbuhan untuk Inggris oleh International Children.s Centre UK Study. David Morley, tahun 1975 menggunakan baku Tanner untuk menyusun kartu pertumbuhan anak pertama yang dikenal dengan Rood to Health Chart.
c. Hasil penelitian di Indonesia
Jumadias tahun 1964 mengumpulkan data berat dan tinggi badan anak usia 6-18 tahun dengan menggunakan persentil. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan persentil ke-50 Jumadias berada di bawah 80% persentil ke-50 NCHS. Sedangkan persentil ke-90 Jumadias berada pada persentil ke-50 NCHS.
Husaini YK, dkk, mengumpulkan data berat dan panjang badan bayi usia 0-12 bulan serta berat dan tinggi badan anak usia 12-60 bulan di Klinik gizi Bogor periode 1970-1984 sebagai bahan referensi antropometrik nasional.
d. Baku NCHS
Baku NCHS pertama tahun 1977 disusun berdasarkan data berat badan, tinggi badan pada populasi di Amerika sejak tahun 1860 yang dikumpulkan oleh National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) secara berkala. Baku NCHS ini dipakai oleh WHO.
e. CDC 2000
Kurva CDC, dipublikasikan pada bulan Mei 2000, merupakan perbaikan/revisi dari Kurva yng dibuat olleh National Center for Health Statistics (NCHS) pada tahun 1977 dan terdapat tambahan berupa Kurva Indeks Masa Tubuh terhadap umur. CDC menganjurkan penggunakan kurva IMT/U untuk semua anak berusia 2 samapi 20 tahun menggantikan kurva sebelumnya (1977) berat terhadan umur
III. DETEKSI PERTUMBUAHAN MENGGUNAKAN KMS (Kartu Menuju Sehat)
David Morley merupakan pelopor yang menggunakan kartu pertumbuhan anak yang disebut “ road to health chart” pada tahun 1975 di desa Imesim Nigeria. Kartu ini merupakan gambar kurva berat badan anak berusia 0-5 tahun. Kartu ini juga dilengkapi dengan beberapa atribut penyuluhan dan catatan yang penting untuk diingat dan diperhatikan oleh ibu/ petugas kesehatan, antara lain riwayat kelahiran, imunisasi, pemberian ASI, dll.7 Oleh UNICEF kartu ini diadopsi sebagai komponen integral pada pelayanan kesehatan primer secara menyeluruh yang sangat bermanfaat bagi negara-negara berkembang.
Garis acuan yang digambarkan pada KMS Morley dipakai persentil sesuai dengan International Children’s Centre UK Study yaitu sebagai berikut:
a. Garis atas adalah persentil ke-50 berat badan rata-rata untuk laki-lakib. Garis bawah adalah persentil ke-3 berat badan anak wanita.
KMS yang ada di Indonesia pada saat ini berdasarkan perbaikan yang dilakukan pada tahun 1995, dimana Standar Harvard diganti dengan standar WHO-NCHS, Grafik pada KMS dimulai dari yang terkecil 70% (garis merah) sampai dengan sebesar 120% baku Median Standar WHO-NCHS.
IV. DETEKSI PERTUMBUHAN MENGGUNAKAN CDC 2000
Langkah deteksi pertumbuhan menggunakan CDC 20008,10
A. Hitung Umur Anak
Cara menghitung umur anak adalah dengan cara mengurangi tanggal pemeriksaan terhadap tanggal lahir.
Mengihitung umur anak yang lahir prematur
Untuk bayi prematur, dalam mengukur berat, panjang dan lingkaran kepala harus digunakan umur koreksi sampai anak berusia 2 tahun. Cara menghitung umur koreksi adalah dengan cara mengurangi umur kronologis terhadap jumlah minggu prematur.
Contoh:Bayi Ani lahir pada tanggal 20 Desember 2002, lahir dengan umur gestasi 33 minggu, dengan berat lahir 2000 gram.
Tanggal pemeriksaan 5 Juli 2004 2004 07 05
Tanggal lahir 20 Desember 2002: 2002 12 20
Umur kronologis: 1 06 15
Prematur 7 minggu: 01 21
Umur koreksi: 1 04 24
Umur anak adalah 1 tahun, 4 bulan, 24 hari dan diplot pada 16 ½ bulan
B. Plot hasil pengukuran ke dalam Kurva Pertumbuhan
CDC menyediakan 2 macam Kurva, yiatu Kurva Individual dan Kurva Klinik. Kurva klinik digunakan oleh petugas kesehatan yang merupakan gabungan beberapa kurva Individual:
Kurva Klinik
Umur 0-36 bln: BB/U; TB/U; BB/TB; LK/U
Umur 2-20 th: BB/U; TB/U; IMT/U
Tabel 1. Kurva Klinik CDC 2000
Jenis kelamin dan umur Kurva
Laki-laki, lahir sampai 36 bulan PB/U dan BB/U ,BB/TB dan LK/U
Perempuan, lahir sampai 36 bulan PB/U dan BB/U, BB/TB dan LK/U
Laki-laki, 2 - 20 tahun TB/U dan BB/U, IMT/U
Perempuan, 2 – 20 tahun TB/U dan BB/U, IMT/U
C. Menilai hasil pertumbuhan
Dalam menilai pertumbuhan diperlukan beberapa kali pengukuran, hal ini untuk melihat arah pertumbuhan. Pada neonatus sebaiknya dilakukan pada minggu ke-1, ke-2 dan ke-4, selanjutnya dianjurkan melakukan pengukuran antropometri setiap bulan satu kali.
Berikut di bawah ini beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa terdapat masalah dalam pertumbuhan.
- Hasil pengukuran PB/U; TB/U; BB/TB; IMT/U di bawah persentil 5
- Arah pertumbuhan menurun melewati dua batas persentil, misalnya dari persentil 75 turun menjadi persentil 25 dalam beberapa bulan pengamatan
- Kecepatan pertumbuhan di bawah persntil 5
Tabel 2. Indikator Status Gizi
Indeks antropometri Batasan Indkiator status gizi
IMT/U > 95th Overweight
BB/PB; BB/TB > 95th Overweight
IMT/U > 85th dan < 95th Risiko Overweight
IMT/U; BB/PB < 5th Underweight
TB/U; PB/U < 5th Short stature
LK/U < 5th ; >95th Masalah perkembangan
V. TINDAK LANJUT
Sesuai dengan batasan deteksi pertumbuhan merupakan suatu upaya dalam skrining untuk menentukan suatu penyimpangan pertumbuhan, apabila hasil skrining tersebut menunjukkan adanya masalah pertumbuhan maka harus dilakukan tindak lanjut untuk menentukan diagnosis dan terapi. Kegiatan ini memerlukan pengamatan yang lebih teliti mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Di negara berkembang, gangguan pertumbuhan sebagian besar oleh karena faktor gizi. Secara garis besar hal-hal yang dapat mengganggu pertumbuhan adalah seperti dalam tabel di bawah ini2.
I. Faktori dalam (internal) II. Faktor eksternal/ lingkungan
1. Perbedaan ras/etnik atau bangsa 1. Faktor Pranatal: Gizi, mekanis,
toksin/ zat kimia, endokrin,
radiasi, infeksi, kelaianan imunologi,
anoksia embrio, psikologi ibu
2. Keluarga 2. Faktor Persalinan
3. Umur 3. Pasca natal:
4. Jenis kelamin Gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital
5. Kelainan genetik lingkungan fisik dan kimia,
6. Kelainan kromosom psikologis, endokrin, sosi-ekonomi,
lingkungan pengasuhan, stimulasi,
obat-obatan
VII. KESIMPULAN
Tujuan dilakukan pemantuan pertumbuhan adalah menjaga agar pertumbuhan anak selalu sesuai dengan potensi sehingga akan menunjang kwalitas hidup anak yang lebih baik. Pemantauan pertumbuhan anak merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh masyarakat di Posyandu menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat), sedangkan oleh dokter selain menggunakan KMS, diharapakan dapat menggunakan kurva pertumbuhan. Setiap penyimpangan pertumbuhan tentunya harus ditindaklanjuti dengan upaya diagnostik agar anak memperoleh penanganan yang tepat.
1. Watson EH, Lowrey GH. Growth and Development of Children 4 ed. 1962. Year book medical publisher.
2. Tanuwidjaja S. Konsep umum tumbuh dan kembang. Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IGD, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja 2002:1-12.
3. Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001
4. Narendra MB, Soeparto H, Isa S, Kusandrini. Deteksi dini dan tindak lanjut penyimpangan tumbuh kembang anak. Simposium Standar penyimpangan dan tindak lanjut tumbuh kembang saat konsepsi sampai remaja. Surabaya 19 Januari 2004.
5. WHO 1978. A growth chart for international use in maternal and child health care: guidelines for primary health care personnel. Geneva: World Health Organization.
6. Suyitno H, Narendra BM. Pertumbuhan fisik anak. Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IGD, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja 2002:51-62.
7. Soetjiningsih. Penilaian pertumbuhan fisik anak. Dalam: IG N Gde Ranuh, penyunting. Tumbuh Kembang Anak 1995:37-54.
8. Needelman RD. Assessment of growth. Dalam: Behrman RE, Kleigman RM, dan Jenson HB, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Philadelphia: W.B Saunders. 2004:58-62.
9. Elvira J, Sekartini R, Sudiyanto. Antropometri anak Indonesia. Simposium Standar, penyimpangan dan tindak lanjut tumbuh kembang saat konsepsi sampai remaja. Surabaya 19 Januari 2004.
10. Maternal and Child Health Bureau (MCHB) Training Module. Growth Chart Training
Diajukan pada acara Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan V (Continuing Medical Education), Banjarmasin, 18-19 Februari 2006
0 komentar:
Posting Komentar