kesehatan anak, Psikologi anak, Ebook Kedokteran,

Selasa, 21 April 2009

Bagaimana membuat anak laki-laki?

Bagaimana membuat anak laki-laki?

Pada masa kini dan kurun waktu mendatang keluarga kecil memang ideal danbaik anak laki-laki dan perempuan sama saja. Namun masih banyak kita jumpai suami yang meninggalkan istri karena istri tidak mampu melahirkan anak dari jenis kelamin yang diinginkan, atau sering kita lihat suami-istri belum akan berhenti berreproduksi, walaupun sudah lahir anak ke sekian, karena jenis kelamin anak yang ia dambakan belum kunjung dating, yang akhirnya akan menjadikan suatukeluarga besar.

Dalam suku karo (ada sebagian orang karo tidak menyebut diri nya batak karo), memiliki kuturunan anak laki-laki adalah sangat penting, karena dalam melalui anak laki-lakilah suatu marga itu dapat di turunkan (menganut garis keturunan ayah/patrilinial).

Dalam hal ini, penulis tidak akan membahas lebih mendalam tentang pentingnya anak laki-laki, tetapi karena dalam menentukan jenis kelamin anak itu sangat penting maka saya akan membahas beberapa upaya dan usaha bagaimana bila kita ingin memilih jenis kelamin bayi kita.

Upaya berlandaskan teori kuno:

Beribu tahun yang lalu tercatat bahwa manusia telah berusaha dan ingin memilih jenis kelamin anaknya, upaya tersebut dilakukan dalam upacara tradisional. Mari kita simak beberapa cara yang di lakukan oleh mereka.

Teori kanan dan kiri

Permedines (540 SM) seorang filsuf yunani mengatakan bahwa wanita mempunya dua peranakan, satu kanan dan satu kiri. Anak laki-laki pertumbuhannya di peranakan kanan dan bayi perempuan di peranakan kiri. Apabila menginginkan anak perempuan, pada waktu bersetubuh istri harus berbaring miring pada sisi kirinya. Sebaliknya bila yang di inginkan anak laki-laki maka berbaringlah pada sisi kanan agar benih suami mengalir pada peranakan yang tepat.

Hipocrates (460-377 SM) tidaklah cukup hanya dengan berbaring miring ke sisi kanan, malahan testis (buah pelir) harus di ikat kuat dengan seutas tali waktu bersetubuh, apabila menginginkan anak laki-laki.

Menurut Democritus( 460-360 SM) baik pria maupun wanita menghasilkan bibit yang menentukan jenis kelamin dan watak anak adalah suatu mozaik yang terbentuk pada percampuran pada ke dua benih ini. Apabila yang dominant adalah perempuan, keturunannya adalah perempuan, sebaliknya bila yang memegang peranan pria, akan lahir bayi laki-laki.

Dapat di anggap bahwa Democritus adalah pelopor kuno dari teori kromosom moderen.

Aristoteles (384-322 SM) percaya bahwa bibit yang lebih kuat mengalir sewaktu bersetubuh akan menentukan kelamin bayi dalam kandungan. Ditambahkannya bahwa kekuatan ini dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dalam sekeliling seperti hembusan angina dan lain-lain. Dikatakannya, bahwa akan lebih banyak anak laki-laki dilahirkan apabila persetubahan pada waktu angina utara bertiup dibandingakan dengan angina selatan berhembus. Sebab angin selatan bersifat lembab dan ini merupakan predisposisi anak perempuan.

Sebenarnya masih banyak teori-teori masyarakat dahulu dalam upaya untuk memilih jenis kelamin anak yang mereka inginkan. Namun bisa di bayangkan betapa repotnya nenek moyang kita dulu dan betapa romantisnya mereka karena persetubuhan harus setiapsaat di putar dan dimiringkan kekanan dank e kiri; harus melihat arah utara atau selatan sambil menunggu berhembusnya angina sepoi-sepoi basah dengan tujuan memperoleh jenis kelamin anank yang di harapkan.

Namun teori yang banyak digunakan saat ini yang secara ilmiah telah dilaporkan adalah sebagai berikut:

Prosedur dan pedoman bagi yang mendambakan bayi perempuan :

  1. lakukan bersetubuh 3 hari sebelum ovulasi, lalu hentikanlah 2hari menjelang ovulasi. Bersetubuh dapat di ulang lagi 2 hari setelah ovulasi.
  2. Dekat sebelum anda melakukan persetubuhan beberapa kali liang kemaluan di bilang dengan campuran 1 liter air dan 2 sendok makan garam meja putih.
  3. Sang istri hendaknya berusaha menghindari orgasme, karena hal ini akan mengeluarkan sekresi alkalis yang mentralisir lingkungan asam.
  4. Pilihlah posisi muka berhadapan muka, suami diatas dan istri di bawah, agar sperma tidak langsung menerobos ke mulut serviks uteri ( mulut leher rahim).
  5. Sebaiknya pada saat suami terjadi orgasme dan ejakulasi, jangan lakukan penetrasi penis yang dalam, keluarkan sebagian.
  6. Mengadakan hubungan kelamin setelah haid setiap 2 hari secara teratur sampai 2-3 hari sebelum ovulasi akan lebih baeik. Karena jumlah sperma yang relative kecil dapat memperbesar kemungkinan memperoleh bayi perempuan.

Prosedur dan pedoman bagi yang mendambakan bayi laki-laki

  1. Lakukan persetubuhan sedekat mungkin dengan detik terjadinya ovulasi, atau tepatnya 12 jam sebelum dan sesudah ovulasi.
  2. sesaat sebelum persetubuhan setiap kali istri membilas liang kemaluan dengan campuran 1 liter air dan 2 sendok makan garam soda (natrium bikarbonat-soda)
  3. Kalo dapat sebaiknya istri mencapai orgasme lebih dahulu, disusul oleh orgasme suami.
  4. Posisi yang di anjurkan adalah knee-chest (genu pectoral), dimana suami mendekati istrinya dari belakang.
  5. Pada detik suami mencapai orgasme dan ejakulasi, lakukanlah penetrasi penis yang dalam.
  6. Puasa atau pantangan bersetubuh sangat di perlukan mulai dari haid kering sampai hari terjadinya ovulasi. Maksud nya agar volume dan jumlah sperma per cc akan menjadi sebanyakmungkin.

Yang jelas pedoman dan prosedur diatas aman dan sederhana, namun hasilnya tidak di jamin 100 %. Menurut hasil laopran Shettles hsil klinis yang di peroleh 80% dan kalo psangan bener2 teliti apalagi kalo bilasan dan ovulasi tepat pada waktunya, maka angka kesuksesan mencapai 85-90%.

Namun semuanya itu sekedar usaha dan masukan secara ilmiah, namun sebagai umat beragama mari selalu diberdoa agar apapun yang dilakukan dan direncanakan juga di berkati dan direstui oleh Tuhan.

Mungkin masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, dan penggunaan istilah yang kurang di mengerti bila pembaca kesulitan dapat ditanyakan ke kami. Saran, kritik serta masukan sangat kami harapkan dalam tulisan ini. Semoga bermanfaat.

Sumber : Rustam Mochtar, Dr.Prof. MPH,“Sinopsis obstetric, obstetric operatif dan obstetric sosial” jilid2, edisi 2,Jakarta: EGC, 1998.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

posting itu dong,cara membuat anak cewek yang kriting kaya bule,pinter,kulit putih gitu :)

beerink mengatakan...

sabar kam ya ,,, itu ga usah di posting,,, tapi langsung di buat ,, ckckckckck

EBOOK GRATIS

”buku ”buku ”buku ”diagnosis ”buku

Entri Populer